Rabu, 08 Desember 2010

Resah, Gelisah, Tapi Senang

Assalamu'alaikum. Wb. Wb.

Syukurlah setelah sekian lama tidak dapat menemukan blog saya, sudah satu minggu bertemu lagi. biasa lupa password login. kebiasaan buruk...! nich awalnya bingung sekali mau di apakan blog ini. daripada bengong liatin terus, kuputuskan cerita-cerita sedikit lah tentang pengalaman-pengalaman yang mungkin bisa merefresh kejenuhan. 

Pekerjaan sebagai guru sudah berlangsung 10 tahun. Banyak hal yang terjadi di dalamnya, mulai dari sikap, kebiaasaan, pola hidup, rutinitas, dan lain-lain yang bagi saya tetap saja belum bisa mencukupi untuk kebutuhan hidup. Wah, kayaknya saya kurang bersyukur terhadap karunia Allah. Bukannya demikian yang saya maksud, mungkin jiwa petualangan dalam diri saya yang lebih dominan. Mencoba dan terus mencoba dengan hal-hal yanng baru.Mungkin saja dan apa ini dianggap kurang menemukan jati diri ya?

Boleh jadi seperti itu, tetapi sebagai guru dan bukan lagi sebagai murid pandangan "Pengalaman adalah guru yang terbaik" bagi saya mencoba dan terus mencoba adalah bekal untuk perubahan. Perubahan yang saya inginkan adalah perubahan ekonomi bukan yang lainnya. Mungkin Allah SWT belum mempekenankan saya untuk meraihnya sekarang. Kapan datangnya, mungkin dengan upaya yang sedang saya lakoni, doa yang saya panjatkan Alloh akan berkenan membuka pintu kesuksesan buat saya. Amin

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Minggu, 05 Desember 2010

PROPOSAL DEKLARASI CIMANDE MALANG RAYA

PROYEK PROPOSAL

DEKLARASI PERGURUAN PENCAK SILAT CIMANDE

MALANG RAYA



1. Latar Belakang

Mythos Maempo Cimande

Tak jauh di tepian sungai Mande sebuah keluarga pedagang bernama Kahir hidup tinggal temtram dan damai. Di suatu hari istrinya pergi kesungai untuk melakukan kegiatan sehari-hari mencuci pakaian, makanan dan membuang hajat. Di saat istrinya mencuci pakaian di seberang tampak segerombolan monyet memungut buah kupak di tepian sungai, selang waktu kemudian datang seekor macan (maung) di tempat yang sama.

Monyet-monyet itu merasa terusik kenyamanannya dengan kedatangan macan, monyet-monyet itu menjerit jerit mengeluarkan suara sekeras-kerasnya. Suasana itu mengejutkan istri Kahir untuk memperhatikan keadaan , kemungkinan apa yang terjadi.

Macan itu marah mengaung dan menyerang ke arah monyet dengan tangannya yang kekar tetapi monyet yang bertubuh kecil itu, merasa tidak takut, meloncat dengan berkelid kembali menyerang dengan mengigit di bagian perut macan. Macan menggeliat kembali melakukan serangan- serangan namun tidak menyentuh tubuh monyet. Sebaliknya monyet yang lain dengan meggunakan tangkai kayu, mencoba mengganggu macan agar supaya marah dan menyerangnya kembali. Pada saat yang sama monyet kembali berkelit dan menggitnya.

Kejadian ini detik demi detik diperhatikan dan diamati oleh Ibu Kahir direnungkan kembali teknik perkelaian itu. Sebagai akibatnya pekerjaannya tertinggal tidak terselesaikan tepat waktu, sehingga Ibu Kahir kembali ke rumah terlambat dan belum memasak makanan siang. Keterlambatan memasak ini membuat Pak Kahir marah terhadap istrinya tak mau mengerti . Istrinya mencoba menjelaskan tetapi suaminya marah dengan menempeleng istrinya, dengan gerakan cepat berkelid , serangan itu dapat dihindari.Kemarahan yang tidak terkontrol itu meluap-luap dilakukan dengan pukulan demi pukulan namun tak berhasil menyentuh istrinya, cukup diatasi dengan gerakan kelid.

Pak Kaher nafasnya terengah-engah, bertanya kepada istrinya: "Di mana kamu belajar maen poho?" (artinya "menipu gerakan" dipersingkat menjadi "maempo"). Istrinya menjelaskan kepada suaminya , dia terlambat kembali dari sungai disebabkan lama sedang asik menikmati perkelaian (maung) macan dan monyet. Sejak itu Kahir bertanya-tanya bagaimana gerakan tadi, istrinya dengan rajin memberikan contoh gerakan kelid.

Kahir dengan cermat memulai memikirkan menjadi gerakan perkelaian yang kini dikenal dengan nama "jurus kelid pamonyet", monyet menyerang dengan tangkai kayu menjadi "jurus pepedangan" dan serangan tangan yang kokoh dikenal"jurus pamacan". Karena posisi macan sewaktu menyerang monyet kedua kakinya sedang berada di posisi duduk dan monyet menggunakan posisi kuda-kuda rendah, maka latihan dasar Cimande pertama-tama jurus kelid dimulai dari posisi macan yaitu duduk dan tingkat berikutnya mulai latihan dari posisi berdiri dengan kuda-kuda pamonyet(rendah). Berikutnya teknik mempo' ini terus dikembangkan oleh Kahir dan masyarakat setempat memberikan nama maempo cimande. (Sumber wawancara dengan Bapak Rifai Guru Pencak Silat Cimande Panca Sakti di Jakarta 1993)

Hidup guru Kahir

(kutipan singkat dari Gema Pencak Silat Vol. 3, no. 1:18-19)

Kahir tinggal di kampung Cogreg, Bogor menjadi pendekar yang disegani kira-kira pada tahun 1760 pertama kali memperkenalkan kepada murid-muridnya jurus mempo' Cimande. Kemudian murid-muridnya menyebarkan luaskan kedaerah lainnya seperti Batavia, Bekasi, Karawang, Cikampek, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Sumedang, Ciami, Kuningan, dan Cirebon.

Sewaktu beliau tinggal di Cogreg Bogor, Kahir sering bepergian jauh meninggalkan kampung halamannya untuk berdagang kuda. Pengalamannya sering di begal oleh rampok dan bandit namun keadaan itu dapat diatasi karena kepiawaiannya bermain maempo'.

Di Batavia berkesempatan berkenalan dengan pendekar-pendekar silat Minangkabau dan Cina yang ahli dalam dunia persilatan untuk saling mencoba dengan bertukar pengalaman. Pertemuan dengan ahli silat lain ini memberikan cakrawala untuk membuka wawasan pandangan tentang permainan yang dimilikinya berinteraksi dengan buaya lain.

Ketika berdagang di Cianjur, beliau bertemu dengan Bupati Cianjur ke VI yakni Raden Adipati Wiratanudatar(1776-1813) Beliau menetapkan pindah ke Cianjur dan berdomisili di kampung Kamurang. Raden Adipati Wiratanudatar mengetahui bahwasanya Kahir mahir bermain mempo' untuk itu memintanya untuk mengajar keluarganya, pegawai kabupaten dan petugas keamanan.

Untuk membuktikan ketrampilannya, bupati mengadakan adu tanding melawan pendekar dari Cina dengan permainan kuntao Macao di alun-alun Cianjur. Pertandingan yang dimenangkan oleh Kahir ini membuat namanya semakin populer di Kabupaten Ciganjur.

Pada tahun 1815 Kahir kembali ke Bogor, beliau memiliki 5 putra yaitu Endut, Ocod, Otang, Komar dan Oyot. Dari kelima anak inilah Cimande disebarkan keseluruh Tanah Pasundan. Sementara di Bogor yang meneruskan penyebaran Cimande adalah muridnya yang bernama Ace yang meninggal di Tarikolot yang hingga kini keturunannya menjadi sesepuh pencaksilat Cimande Tarikolot Kebon Jeruk Hilir.

Pada permulaan abad XIX di Jawa Barat adalah masa-masa kejayaan Cimande sehingga cara berpakaian Kahir dengan menggunakan pakaian celana sontok atau pangsi dengan baju kampret menjadi model pakaian pencak silat hingga kini.

Pada tahun 1825 Kaher meninggal dunia sedangkan buah karyanya terus berkembang dan diterima secara luas oleh masyarakat Jawa Barat. Pola pendidikannya dikembangkan oleh anak didiknya seperti Sera' dan aliran Ciwaringin yang dalam perkembangannya mengadakan perubahan jurus seperti yang dilakukan Haji Abdul Rosid. Akan tetapi berubahan itu tidak jauh berubah dari pakem maempo cimande.

Dewasa ini Cimande sudah berkembang ke seluruh pelosok dunia, masalahnya Kahir meninggalkan maempo Cimande tidak berupa catatan tertulis , oral tradisi yang tidak sistimatis. Di desa Cimande, maempo' Cimande tidak berada di dalam tatanan terpadu seperti organisasi.

Maempo Cimande perkembang bermula dari keturunan dan keluarga yang tidak terorganisir dalam waktu yang panjang telah menghasilkan murid-murid yang banyak dan dari senilah berkembang dengan seizin atau tidak menjadi perguruan-perguruan Cimande yang baru yang satu dengan yang lain tidak aling mengenal lagi.

Setidak tidaknya Cimande menjadi bagian dasar pendidikan aliran-aliran pencak silat baru yang sudah banyak tersebar diseluruh dunia.

Pola Dasar Cimande

Cimande pada mulanya menggunakan teknik perkelaian dengan jarak jauh, yaitu pesilat mengambil jarak jangkau selepas kaki, jarak ini dimungkinkan untuk dapat mudah menghindari serangan lawan. Jarak ini menjadi jarak dominan untuk serang balik.

Setiap pesilat dalam melakukan serangan harus memperhatikan sikap kaki atau kuda-kuda yang bertujuan untuk menjaga jarak lawan. Kuda-kuda pipih yang digunakan dapat dengan mudah dipindah-pindah, dan dapat diubah-ubah dalam kecepatan dan frekuensi tinggi. Karena dipastikan lawan akan memberikan serangan jarak dalam bentuk pukulan atau tendangan cepat dan tinggi, untuk mengatasinya makamaka diperlukan jurus agar pesilat dapat mengimbanginya.

Secara garis besar Cimande dibagi dibagi dalam tatanan yaitu: Kelid Cimande, Pepedangan Cimande dan Tepak Selancar. Kelid dan Pepedangan merupakan jurus beladiri, sedangkan Tepak Selancar Jurus Seni (dengan iringan musik gendang pencak).

Kode Etik Calon Murid

Setiap calon murid Cimande yang akan mengikuti latihan terlebih dahulu harus menyatakan kesediaannya mematuhi tatacara atau etika perguruan yang amat dihormati;

Syarat-syaratnya ialah harus melalui rangkaian upacara tradisi seperti puasa selama 7 hari yang dimulai dari hari Senin atau Kamis. Selanjutnya membacakan sumpah atau janji (patalekan Cimande).

1. Harus taat sdan taqwa kepada Allah dan Rasulnya.

2. Jangan melawan kepada ibu dan bapak.

3. Jangan melawan kepada guru dan ratu(pemerintah)

4. Jangan berjudi dan

5. Jangan ria, takabur dan sombong.

6. Jangan berbuat zinahJangan bohong dan licik.

7. Jangan mabuk-mabukan dan menghisap madat.

8. Jangan jahil dan menganiaya sesama mahluk Tuhan.

9. Jangan memetik tanpa ijin, mengambil tanpa meminta,

10. Jangan suka iri hati dan dengki.

11. Jangan suka tidak membayar hutang.

12. Harus sopan santun, rendah hati dan saling harga menghargai diantara sesama manusia.

13. Berguru Cimande bukan untuk gagah-gahan , kesombongan dan ugal-ugalan tetapi untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat.

14. Tidak boleh mengajarkan ilmu silat kepada orang lain sebelum orang tersebut dipereh/dikecer dengan tetesan air daun sirih. (kutipan singkat dari Gema Pencak Silat Vol. 3, no. 1:20-22)

Patalekan Cimande dijelaskan sedemikian rupa dan diulang-ulang kepada calon murid hingga murid benar-benar memahaminya dan mematuhinya dengan dipegang tangannya oelh sang guru sebagai tanda kesanggupannya. Berikutnya guru membacakan do'a tawasul dan meneteskan air bercampur daun sirih ke mata sang murid (dipeureh) tradisi ini disebut upacara keceran untuk menajamkan pandangan mata.

Pada dasarnya Cimande ini berfungsi sebagai media siar agama Islam oleh karena itu ketaatan kepada Allah dan Rasulnya dengan menjalankan segala perintahnya dan menjahui larangannya merupakan syariat yang harus ditaati warga Cimande. Cimande merupakan pengisi dan pengekang nafsu hewani dan sifat-sifat lain yang dapat merugikan semua pihak. Hal ini Cimande bukan bertujuan untuk menguasai dan berkuasa atas diri manusia lainnya. Pada hakekatnya Talek Cimande adalah roh dari pencaknya, tanpa Talek Cimande, pencak Cimande ibarat mayat yang menebarkan bau busuk yang menyesakkan.

Silat Cimande Di Kota Malang

Cimande masuk ke Kota Malang pada tahun 1979 dibawa oleh orang-orang Jember yang kebanyakan mencari nafkah di Kota Malang. Diantaranya Pak Slamet, Pak Abu shihab, dan diprakarsai oleh Pak Imam Syafiudin (ayahanda Bapak Jasmono),serta Pak Tamin selaku Ketua RW 06 Muharto, Kotalama saat itu dengan menghadirkan pendekar-pendekar Cimande dari Tanggul, Jember untuk melakukan pementasan di Kota Malang. Sejak saat itulah cikal bakal Cimande tumbuh di Kota Malang.

Sedangkan di Jember sendiri Cimande dibawa oleh para pedagang yang berasal dari Jawa Barat yang merupakan keturunan langsung dari leluhur Cimande Jawa Barat pada masa penjajahan Belanda (Tahun 1920-an) diantaranya Bang Jaisan (Tanggul, Jember), Bang Ali (Muncar, Banyuwangi), Bang Yusuf (Wafat di Dampit, Kabupaten Malang). Pada masa itu para pendekar Cimande melahirkan para pesilat yang di kemudian hari ikut berjuang melawan penjajah, diantaranya yang terkenal adalah Pak Sakera.

Pada masa berikutnya muncullah generasi berikutnya, yaitu : H. M.. ilyas dan putranya (H. Achmad Qoesairi Ilyas). Kedua tokoh tersebut sering ke Kota Malang (Daerah Muharto, Kotalama) untuk menyebarkan dan mengembangkan Cimande. Dari sinilah Pak Jasmono dan Pak Rahmadi mempelajari jurus-jurus Cimande sebelum akhirnya memperdalam jurus-jurus Cimande langsung kepada H. M.. ilyas (Tanggul, Jember) . Dari beliaulah (Bapak Jasmono dan Pak Rahmadi) cikal bakal Cimande berkembang di Kota Malang. Keanggotaan Cimande sekarang menyebar di Malang Raya sudah mencapai ribuan orang. (Khoiri/Mul)

Sesuai dengan cita-cita luhur bangsa Indonesia untuk membentuk manusia Indonesia yang seutuhnya yaitu masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kesunggguhan, dan mampu menampilkan akhlaqul karimah yang bersumber dari hati nurani, setia pada janji, dan mampu bertindak dan bersikap adil dalam segala situasi, tolong menolong dalam kebajikan serta konsisten dalam mematuhi sumpah keanggotaan yang bersumber dari para leluhur “ CIMANDE” dan peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama.



2. Nama Kegiatan

Nama kegiatan ini adalah ”Deklarasi Perguruan Pencak Silat Cimande Malang Raya Tahun 2011”.



3. Dasar Kegiatan

1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pencak Silat Cimande BAB III, Pasal 4 ayat 2 tentang Strukttur Organisasi dan Susunan Pengurus.

2. Rapat Anggota Tahunan Pencak Silat Cimande pada tanggal 15 Agustus 2010 yang merekomendasikan beberapa hal, yaitu :

a. Perlu segera Perguruan Pencak Silat Cimande diperkenalkan kepada masyarakat melalui deklarasi.

b. Perguruan Pencak Silat Cimande perlu secepatnya terdaftar dalam keanggotaan Ikatan Pencak Silat Indonesia untuk memperluas wawasan seni beladiri.



4. Tema Kegiatan

Dengan kegiatan ini marilah kita wujudkan kesadaran cinta pada seni budaya nasional dan mewujudkan Kota Malang sebagai kota yang aman , damai, dan kaya budaya.



5. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :

 Memupuk rasa persatuan dan memperluas tali silaturahmi di kalangan pencak silat di malang raya pda khususnya dan di seluruh Indonesia pada umumnya.

 Memupuk rasa cinta pada budaya asli Indonesia pada generasi muda terutama pada bidang pencak silat.

 Membina mental dan kerohanian (character building) generasi muda yang sesuai dengan karakter budaya dan sumpah pencak silat “Cimande”



6. Waktu dan Tempat Pelasanaan

Kegiatan ini dilaksanakan pada :

Hari : Sabtu

Tanggal : 05 Maret 2011

Pukul : 15.00 - 17.00 Kirab Cimande

19.00 - Selesai Deklarasi Cimande

Tempat : 1. Cinemax, Jl. Mayjen Sungkono Buring Kota Malang

2. GOR Ken Arok Buring Kota Malang



7. Struktur Pengurus Pencak Silat Cimade

Terlampir

8. Susunan Pengurus Deklarasi

Terlampir



9. Anggaran Biaya

Terlampir



10. Penutup

Demikian proposal ini kami buat dengan harapan mendapat dukungan sebesar-besarnya dari semua kalangan untuk kemaslahatan di masa mendatang. Amin



Malang, 22 Nopember 2010

PANITIA PELAKSANA DEKLARASI

PERGURUAN PENCAK SILAT CIMANDE MALANG RAYA







SERTU M. NEMAN                                                                                   MULYONO, S. Pd

Ketua Pelaksana                                                                                                  Sekretaris

Mengetahui,







M. JASMONO SAMSUL HUDA

Ketua SC Sekretaris







M. IMRON

Ketua Cimande Malang







 
Posted by Picasa